Sumber Pewarna Alami yang Bikin Makanan Makin Wow!
Warna adalah salah satu atribut mutu terpenting yang lazim digunakan oleh konsumen untuk menilai suatu produk pangan.
Oleh karena warna pada produk pangan sering pudar atau hilang biasanya ditambahkan pewarna makanan yang stabil.
Sayangnya, yang umumnya bersifat stabil adalah pewarna buatan (artificial).
Untuk meningkatkan daya tarik visual makanan dengan manfaat kesehatan yang lebih baik, penggunaan pewarna alami kini semakin diminati untuk dikembangkan.
Pewarna alami ini diperoleh melalui proses ekstraksi atau metode lain yang dikelola secara legal oleh produsen, di bawah pengawasan serta izin dari pemerintah.
Pewarna nabati sendiri merupakan jenis pewarna alami yang berasal dari tumbuhan.
Seperti halnya pewarna sintetis, pemakaian pewarna alami dalam produk pangan juga harus mengikuti pedoman yang berlaku.
Sekalipun sebagian diizinkan untuk digunakan pada produk pangan, pemakaian pewarna buatan dalam jangka waktu lama dikhawatirkan dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan manusia.
Adanya potensi risiko tersebut membuat pewarna alami semakin menjadi pilihan.
Selain aman, pewarna alami juga memberikan bonus berharga baik sebagai antioksidan, antidiabetes, antihipertensi, antiinflamasi,maupun sebagai antikanker.
Keunggulan ini membuat pasar pewarna alami secara global terus meningkat.
Menurut laporan Research Nester, pasar global pewarna alami pada tahun 2016 bernilai USD 1,3 Miliar, dan diperkirakan meningkat menjadi USD 2,1 miliar pada tahun 2023.
Pewarna Alami dari Indonesia
Indonesia, salah satu negara dengan biodiversitas paling kaya di dunia, memiliki potensi yang luar biasa sebagai penghasil berbagai pewarna alami untuk industri pangan salah satunya kulit buah naga.
Bagian dari buah naga 30-35% merupakan kulit buah namun seringkali hanya dibuang sebagai sampah.
Kulit buah naga mengandung zat warna alami antosianin cukup tinggi. Antosianin merupakan zat warna yang berperan memberikan warna merah berpotensi menjadi pewarna alami untuk pangan dan dapat dijadikan alternatif pengganti pewarna sintetis yang lebih aman bagi kesehatan.
Selain itu ada Rosella. Di Indonesia, rosella sering dijumpai sebagai tanaman hias atau tanaman herbal di pekarangan rumah.
Bagian kelopak bunganya mengandung pigmen antosianin, penghasil warna merah yang juga kaya antioksidan penangkal radikal bebas.
Ada pula labu kuning untuk mendapatkan pewarna kuning alami. Selain digunakan sebagai pewarna, labu kuning yang kaya serat, vitamin A, C, dan beta-karoten ini juga cocok sebagai campuran kue atau menu diet rendah kalori.
Namun, adopsi luas mereka memerlukan bukti ilmiah yang kuat mengenai keamanan dan efektivitasnya.
Untuk memastikan manfaat dan keamanannya, diperlukan bukti ilmiah yang kuat melalui uji laboratorium yang komprehensif.
Laboratorium pengujian pangan memiliki peran kunci dalam menyediakan data ilmiah yang diperlukan untuk mendukung adopsi pewarna alami secara luas.
Uji ekstrak Anda bersama kami – karena pangan yang sehat dimulai dari bahan yang aman!
Referensi:
Marpaung, A.M., 2018, “Potensi Pewarna Alami Lokal untuk Industri Pangan”,
Terbaru

Mengenal Lebih Dekat Bakteri Coliform , Indikator Kebersihan Air dan Makanan
Coliform adalah kelompok bakteri yang biasanya digunakan sebagai indikator apakah air atau makanan s...
Selengkapnya
Mengungkap Fakta Depot Air Minum Isi Ulang Yang Perlu Kamu Tahu
Waspada! Air isi ulang yang jernih belum tentu aman. Telusuri fakta, risiko kesehatan (seperti E. co...
Selengkapnya
Mengendalikan Air Dalam Makanan , Strategi Efektif Kurangi Food Waste
Mengendalikan kadar air berarti memperlambat proses pembusukan, memperpanjang masa simpan produk, da...
Selengkapnya
Jangan Sepelekan ! Tips Menjaga Kualitas Makanan Dari Bahaya Kuman Akibat Perubahan Cuaca
Perubahan cuaca yang semakin ekstrem berpengaruh besar terhadap kualitas makanan yang kita konsumsi ...
Selengkapnya
Mengenal Perbedaan Kadar Air Dalam Makanan Kering dan Basah
Kadar air dalam makanan tak hanya memengaruhi daya tahan dan cara penyimpanan, tetapi juga membentuk...
Selengkapnya
Pentingnya K3 di Tempat Kerja: 5 Bahaya Tersembunyi & Solusinya
Tempat kerja tampak aman? Waspada 5 bahaya tersembunyi K3 (Fisik, Kimia, Biologi, Ergonomi, Psikolog...
Selengkapnya
Cegah Kontaminasi Cacing Gelang Pada Makanan
Telur cacing akan masuk ke dalam tubuh ketika tangan atau jari yang terkontaminasi dari lingkungan b...
Selengkapnya
Mengenal Rahasia Awetnya Makanan Siap Saji, Pentingnya Kolaborasi Produsen dan Laboratorium
Pelajari bagaimana kadar air memengaruhi umur simpan makanan siap saji serta peran teknologi pengawe...
Selengkapnya
Kotor Lagi ! Limbah Hotel di Puncak Bogor Cemari Sungai Ciliwung
Limbah hotel yang langsung dibuang ke aliran sungai tanpa proses pengolahan mengandung bahan berbaha...
Selengkapnya
Awas ! Risiko Kadar Air Berlebih Dalam Produk Makananmu
Air tersembunyi ini sering tidak disadari dan dapat menjadi tempat berkembangnya mikroorganisme jik...
Selengkapnya
Fungsi Kadar Air Dalam Kualitas Makanan
Air adalah medium utama yang memungkinkan reaksi kimia, pertumbuhan mikroorganisme, dan perubahan fi...
Selengkapnya
Merah Putih Berkibar di Istana Merdeka, Saatnya Lingkungan Juga Merdeka dari Polusi
Perayaan Kemerdekaan RI di Istana Merdeka dengan bendera berkibar di langit biru berisiko ternoda po...
Selengkapnya
Tips Memilih AMDK Yang Tepat
Memilih AMDK yang tepat tidak hanya memastikan rasa dan kualitas air yang baik, tetapi juga meminima...
Selengkapnya
Membedah Proses Produksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Yang Aman
Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) kini menjadi pilihan praktis dan populer bagi banyak orang untuk meme...
Selengkapnya