Mengenal Rahasia Awetnya Makanan Siap Saji, Pentingnya Kolaborasi Produsen dan Laboratorium
Di tengah gaya hidup modern, makanan siap saji atau ready-to-eat (RTE) semakin digemari karena sifatnya yang praktis, lezat, dan bisa disimpan lebih lama.
Industri makanan siap saji di Indonesia juga berkembang pesat seiring meningkatnya kebutuhan konsumen akan pangan yang cepat, higienis, dan bergizi.
Namun, di balik kepraktisan tersebut, ada faktor penting yang sering luput dari perhatian, yaitu kadar air dan teknologi pengawetan yang digunakan.
Dua hal inilah yang menentukan seberapa lama makanan bisa bertahan dan tetap aman untuk dikonsumsi.
Air memiliki peran besar dalam menentukan kualitas dan umur simpan suatu produk pangan. Jumlah air yang terlalu tinggi membuat makanan lebih cepat rusak karena menjadi media pertumbuhan bakteri, jamur, dan ragi. Selain itu, kadar air berlebih juga dapat memicu reaksi kimia yang mengubah warna, aroma, maupun rasa makanan.
Sebaliknya, semakin rendah kadar air pada makanan, semakin sulit mikroba untuk berkembang biak sehingga daya tahan produk bisa lebih lama.
Menurut Food and Agriculture Organization (FAO), rempah kering, misalnya, hanya aman untuk disimpan jangka panjang jika kadar airnya berada di bawah dua belas persen.
Fakta ini menegaskan bahwa pengendalian kadar air bukan hanya soal menjaga kualitas, tetapi juga soal keamanan pangan.
Makanan Siap Saji dan Pentingnya Pengendalian Kualitas
Salah satu teknologi yang telah lama digunakan untuk menjaga ketahanan pangan adalah sterilisasi suhu tinggi.
Proses ini dilakukan dengan memanaskan makanan dalam wadah tertutup pada suhu antara 110 hingga 121 derajat Celsius menggunakan tekanan tertentu.
Tujuannya adalah membunuh mikroorganisme berbahaya seperti Clostridium botulinum, memperpanjang umur simpan makanan, serta menjamin produk tetap aman dikonsumsi tanpa tambahan bahan pengawet kimia. Hingga saat ini, sterilisasi suhu tinggi masih menjadi standar global dalam industri makanan siap saji, khususnya pada produk kalengan.
Teknologi Modern Lain dalam Pengawetan Pangan
Seiring kemajuan industri, selain sterilisasi suhu tinggi, kini ada inovasi lain yang membantu menjaga kualitas makanan lebih lama tanpa merusak nutrisi:
HPP (High Pressure Processing)
Menggunakan tekanan sangat tinggi (hingga 600 MPa) untuk menonaktifkan mikroba.
Menjaga rasa, warna, dan nutrisi lebih baik dibanding sterilisasi panas.
MAP (Modified Atmosphere Packaging)
Mengubah komposisi udara dalam kemasan, misalnya meningkatkan nitrogen atau menurunkan oksigen.
Umum dipakai untuk daging segar, salad, dan roti.
Pasteurisasi Dingin (Cold Pasteurization)
Kombinasi radiasi atau tekanan untuk mengawetkan makanan tanpa panas berlebih.
Lebih ramah nutrisi dan cocok untuk jus buah atau susu segar.
Pengemasan Vakum
Mengurangi oksigen dalam kemasan sehingga mikroba sulit berkembang.
Efektif Memperlambat Oksidasi dan Menjaga Rasa
Umur simpan yang tertera pada setiap label kemasan makanan tidaklah ditentukan secara sembarangan.
Di baliknya, ada rangkaian proses ilmiah yang mempertimbangkan kandungan air, teknologi pengolahan, metode pengemasan, hingga kondisi distribusi dan penyimpanan.
Dengan pengendalian kadar air yang tepat dan dukungan teknologi pengawetan modern, makanan siap saji dapat bertahan lebih lama tanpa kehilangan rasa maupun nilai gizi.
Makanan siap saji pada akhirnya akan selalu menjadi bagian dari kehidupan masyarakat modern.
Prinsip bahwa kadar air rendah dapat memperlambat kerusakan pangan dan bahwa teknologi pengawetan dapat memperpanjang umur simpan akan tetap relevan sepanjang masa.
Seiring kemajuan zaman, produsen pangan dituntut untuk beradaptasi dengan inovasi baru agar mampu menghadirkan produk yang aman, praktis, sekaligus sesuai dengan standar internasional.
Dengan dukungan pengujian laboratorium yang akurat, produsen dapat memastikan setiap produk makanan siap saji yang mereka hasilkan tidak hanya lezat dan praktis, tetapi juga aman, bergizi, dan tahan lama.
Memilih laboratorium juga perlu riset mendalam, sebab data yang dihasilkan akan menjadi acuan serta validitas suatu makanan itu sendiri.
Berdasarkan Badan Pangan Nasional standar laboratorium untuk uji pangan harus memenuhi standar ISO/IEC 17025, standar ini digunakan untuk menjamin validitas, reliabilitas, dan keamanan hasil pengujian produk pangan dilakukan dengan menerapkan sistem manajemen mutu yang lengkap, menggunakan metode pengujian yang telah diverifikasi, serta memastikan tenaga teknis laboratorium memiliki kompetensi yang memadai. Untuk itu Inti Surya Laboratorium sebagai laboratorium pengujian lingkungan hadir sebagai mitra anda dalam menjaga serta memantau produksi pangan.
Dengan hasil cepat, terakreditasi, dan telah memenuhi standar ISO/IEC 17025, kami pastikan hasilnya tervalidasi.
Jadwalkan pengujian sekarang!
alamat: Inti Surya Laboratorium, PT, jalan raya cisauk lapan, sampora, kabupaten tangerang, banten
Referensi Jurnal :
Sinaga, R.U.Y. dan Dwina M. 2024. “Pengaruh Kadar Air Terhadap Masa Simpan Olahan Pangan Dengan Teknologi Sterilisasi Suhu Tinggi”. Distilat Jurnal Teknologi Separasi, Vol. 10, No. 4, Desember 2024.
Terbaru

Mengenal Lebih Dekat Bakteri Coliform , Indikator Kebersihan Air dan Makanan
Coliform adalah kelompok bakteri yang biasanya digunakan sebagai indikator apakah air atau makanan s...
Selengkapnya
Mengungkap Fakta Depot Air Minum Isi Ulang Yang Perlu Kamu Tahu
Waspada! Air isi ulang yang jernih belum tentu aman. Telusuri fakta, risiko kesehatan (seperti E. co...
Selengkapnya
Mengendalikan Air Dalam Makanan , Strategi Efektif Kurangi Food Waste
Mengendalikan kadar air berarti memperlambat proses pembusukan, memperpanjang masa simpan produk, da...
Selengkapnya
Jangan Sepelekan ! Tips Menjaga Kualitas Makanan Dari Bahaya Kuman Akibat Perubahan Cuaca
Perubahan cuaca yang semakin ekstrem berpengaruh besar terhadap kualitas makanan yang kita konsumsi ...
Selengkapnya
Mengenal Perbedaan Kadar Air Dalam Makanan Kering dan Basah
Kadar air dalam makanan tak hanya memengaruhi daya tahan dan cara penyimpanan, tetapi juga membentuk...
Selengkapnya
Pentingnya K3 di Tempat Kerja: 5 Bahaya Tersembunyi & Solusinya
Tempat kerja tampak aman? Waspada 5 bahaya tersembunyi K3 (Fisik, Kimia, Biologi, Ergonomi, Psikolog...
Selengkapnya
Cegah Kontaminasi Cacing Gelang Pada Makanan
Telur cacing akan masuk ke dalam tubuh ketika tangan atau jari yang terkontaminasi dari lingkungan b...
Selengkapnya
Mengenal Rahasia Awetnya Makanan Siap Saji, Pentingnya Kolaborasi Produsen dan Laboratorium
Pelajari bagaimana kadar air memengaruhi umur simpan makanan siap saji serta peran teknologi pengawe...
Selengkapnya
Kotor Lagi ! Limbah Hotel di Puncak Bogor Cemari Sungai Ciliwung
Limbah hotel yang langsung dibuang ke aliran sungai tanpa proses pengolahan mengandung bahan berbaha...
Selengkapnya
Awas ! Risiko Kadar Air Berlebih Dalam Produk Makananmu
Air tersembunyi ini sering tidak disadari dan dapat menjadi tempat berkembangnya mikroorganisme jik...
Selengkapnya
Fungsi Kadar Air Dalam Kualitas Makanan
Air adalah medium utama yang memungkinkan reaksi kimia, pertumbuhan mikroorganisme, dan perubahan fi...
Selengkapnya
Merah Putih Berkibar di Istana Merdeka, Saatnya Lingkungan Juga Merdeka dari Polusi
Perayaan Kemerdekaan RI di Istana Merdeka dengan bendera berkibar di langit biru berisiko ternoda po...
Selengkapnya
Tips Memilih AMDK Yang Tepat
Memilih AMDK yang tepat tidak hanya memastikan rasa dan kualitas air yang baik, tetapi juga meminima...
Selengkapnya
Membedah Proses Produksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Yang Aman
Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) kini menjadi pilihan praktis dan populer bagi banyak orang untuk meme...
Selengkapnya