Jangan Sepelekan ! Tips Menjaga Kualitas Makanan Dari Bahaya Kuman Akibat Perubahan Cuaca
Perubahan cuaca ekstrem, seperti transisi dari musim kemarau yang panas ke musim hujan yang lembap, seringkali membawa tantangan tak terduga, termasuk menjaga kualitas makanan.
Kuman seperti bakteri, virus, dan jamur bisa bersembunyi di berbagai tempat dan menjadi sumber kontaminasi yang berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan.
Perubahan kualitas makanan akibat cuaca seperti kasus yang terjadi di desa Haroli di Maharashtra, India.
Dilansir republika.co.id, beberapa warga desa setempat mengalami keracunan hebat akibat bakteri Bacillus cereus yang berkembang pada makanan sisa karena suhu panas.
Terlebih Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut perubahan cuaca tak menentu mempercepat perubahan kualitas makanan dan meningkatkan risiko wabah penyakit yang dibawa makanan seperti Salmonella dan Campylobacter. Dari penyebaran tersebut, tercatat 600 juta orang jatuh sakit setiap tahun, mendominasi anak-anak di bawah lima tahun.
Perubahan cuaca yang semakin ekstrem berpengaruh besar terhadap kualitas makanan yang kita konsumsi sehari-hari.
Suhu tinggi mempercepat pertumbuhan patogen seperti Salmonella pada makanan yang disimpan kurang tepat.
Terlebih dengan curah hujan yang meningkat juga memicu kelembaban tinggi sehingga biji-bijian, sayuran, dan buah lebih rentan ditumbuhi jamur dan kapang.
Selain itu, cuaca panas dan penyimpanan yang tidak ideal dapat memperpendek masa simpan makanan.
Jika dibiarkan, kondisi ini meningkatkan risiko kontaminasi yang berdampak pada kesehatan. Karena itu, menjaga kebersihan dapur dan cara menyimpan makanan menjadi semakin penting.
Organisasi Perlindungan Anak-anak Dunia (Unicef) juga mengungkapkan akibat perubahan cuaca terhadap makanan dapat meningkatkan malnutrisi.
Perubahan cuaca dapat mempengaruhi jumlah, variasi, dan kualitas makanan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan risiko kekurangan gizi.
Bagaimana perubahan cuaca dapat mempengaruhi kualitas makanan serta meningkatkan pertumbuhan kuman berbahaya? Simak selanjutnya di sini.
Meningkatnya Kuman Berbahaya Akibat Perubahan Cuaca
Kasus keracunan masal yang dialami warga desa di India adalah satu dari banyaknya kasus peningkatan kuman pada makanan akibat kondisi cuaca yang sulit diprediksi.
Penyebaran kuman, bakteri, bahkan virus begitu cepat. Dilansir nationalgeographic menyebut dalam sebuah studi terbaru, ilmuwan asal Kanada menemukan fakta perubahan iklim, penyakit yang ditularkan lalat menjadi lebih umum di masyarakat.
Bakteri Campylobacter merupakansalah satu penyebab utama keracunan makanan di berbagai belahan dunia. Bakteri ini biasanya menyebar melalui kontaminasi pada daging.
Penyebaran bakteri ini sering terjadi secara tidak teratur, terutama pada musim panas ketika jumlah lalat meningkat.
Karena itu, lalat dianggap sebagai media utama dalam penyebaran bakteri tersebut.
Bakteri Campylobacter telah ditemukan hidup di tubuh lalat dan diduga beralih ke makanan yang dikonsumsi manusia ketika serangga tersebut mencari makan.
Kuman atau mikroba patogen dapat bersembunyi di berbagai sumber di lingkungan rumah tangga, seperti peralatan dapur yang kurang bersih, seperti pisau, talenan, spons cuci piring, dan kain lap, yang bisa menjadi tempat berkembang biaknya bakteri seperti Salmonella dan E. coli.
Dilihat dari cara menyimpan makanan yang kurang tepat, misalnya daging mentah disimpan tanpa penutup tertutup di kulkas, memungkinkan perpindahan mikroba ke makanan lain.
Tak hanya itu, kebersihan tangan dan praktik memasak yang kurang higienis juga memicu kontaminasi silang, seperti penggunaan air yang digunakan untuk mencuci dan memasak harus bebas kontaminan mikroba agar tidak menularkan kuman ke makanan
Ditambah dan perlu diingat adalah menjaga lingkungan dapur yang kotor, termasuk meja, lantai, dan permukaan lain, dapat menjadi sarang mikroba jika tidak rutin dibersihkan.
Kuman tersembunyi ini berpotensi menyebabkan keracunan makanan dan infeksi jika tidak ditangani dengan benar.
Oleh karena itu, kebiasaan menjaga kebersihan di dapur dan cara penyimpanan makanan yang benar sangat penting untuk meminimalkan risiko.
Hubungan Perubahan Cuaca dengan Kuman: Pemicu Penurunan Kualitas Makanan
Perubahan cuaca yang semakin tidak menentu ternyata memiliki kaitan erat dengan meningkatnya risiko penyebaran kuman pada makanan.
Suhu udara yang tinggi dan kelembapan berlebih menciptakan kondisi ideal bagi pertumbuhan kuman seperti Salmonella, E. coli, dan Listeria. Akibatnya, kualitas makanan menjadi lebih cepat menurun dan berpotensi membahayakan kesehatan konsumen.
Kondisi cuaca ekstrem, seperti curah hujan tinggi atau gelombang panas, juga berpengaruh pada pasokan pangan rumah tangga. Air yang digunakan untuk mencuci atau memasak bisa terkontaminasi kuman, sementara makanan yang disimpan tanpa pengendalian suhu yang baik akan lebih cepat rusak.
Faktor inilah yang membuat perubahan cuaca memiliki peran penting dalam menurunkan kualitas makanan sehari-hari. Untuk mencegah bahaya kuman akibat perubahan cuaca, langkah sederhana bisa dimulai dari menjaga kebersihan dapur, memastikan penyimpanan makanan dalam suhu yang tepat, hingga memilih air bersih untuk kebutuhan memasak.
Dengan kebiasaan ini, risiko penurunan kualitas makanan dapat diminimalkan. Kesadaran akan hubungan antara perubahan cuaca dengan kuman menjadi penting, bukan hanya untuk kesehatan, tetapi juga untuk menjaga ketahanan pangan keluarga di tengah kondisi lingkungan yang semakin dinamis.
Perubahan cuaca adalah sebuah proses yang berlangsung secara dinamis dan berkesinambungan, dengan dampak yang kini semakin nyata terasa, terutama pada sektor pertanian baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sub-sektor tanaman pangan menjadi bagian yang paling rentan terhadap perubahan iklim karena dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu kondisi biofisik, aspek genetik, serta sistem manajemen (Las & Surmaini, 2011).
Dampak perubahan iklim ini telah terbukti menurunkan produksi pangan, khususnya di negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Penurunan produksi tersebut dipicu oleh meningkatnya suhu dan kadar salinitas tanah, cuaca ekstrem yang menyebabkan kekeringan maupun banjir, meningkatnya serangan hama serta penyakit tanaman, hingga berkurangnya kapasitas produksi akibat kerusakan infrastruktur pertanian.
Kualitas makanan bukan sekadar soal rasa atau penampilan, melainkan juga mencakup nilai gizi, keamanan, dan kebersihan.
Makanan berkualitas baik adalah makanan yang bebas dari kontaminasi, baik itu dari kuman, bakteri, maupun bahan kimia berbahaya.
Sementara itu, daya simpan mengacu pada periode waktu makanan tetap aman untuk dikonsumsi dan mempertahankan kualitasnya.
Kedua aspek ini sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, dan perubahan cuaca ekstrem menjadi salah satu variabel paling signifikan yang sering diabaikan.
Peningkatan kuman tersembunyi di rumah dan perubahan cuaca adalah dua tantangan besar dalam menjaga keamanan makanan kita.
Namun, dengan kebiasaan sederhana seperti menjaga kebersihan dan penyimpanan makanan yang tepat, kamu bisa melawan “serangan” mikroba dan melindungi kesehatan keluarga.
Yuk, mulai dari sekarang, lebih peduli pada kebersihan pangan di rumah. Jangan lupa, mulai dari hal kecil di rumah itu penting banget buat kesehatan kita semua!
Tips Menjaga Kualitas Makanan
1. Perhatikan Cara Penyimpanan Makanan
· Hindari menyimpan makanan di tempat yang terkena sinar matahari langsung atau dekat sumber panas seperti kompor. Suhu yang hangat akan mempercepat pertumbuhan mikroba.
· Simpan makanan yang mudah basi, seperti produk susu, daging, dan makanan matang, di dalam kulkas dengan suhu di bawah 5°C.
· Untuk penyimpanan jangka panjang, gunakan freezer. Makanan beku bisa bertahan hingga 3-4 bulan, meskipun rasa dan aromanya mungkin sedikit berubah seiring waktu.
· Pastikan kulkas tidak terlalu penuh agar sirkulasi udara dingin merata.
· Gunakan wadah kedap udara, baik itu plastik atau kaca, untuk menyimpan makanan kering maupun basah.
Ini mencegah kontaminasi dari luar dan menjaga kelembapan yang dapat menyebabkan jamur.
2. Proses Pengolahan yang Tepat
· Pastikan semua makanan, terutama daging dan unggas, dimasak hingga matang sempurna. Rebus sup hingga mendidih dan pastikan cairan dari daging sudah bening, tidak lagi berwarna merah muda. Suhu di atas 70°C efektif membunuh bakteri.
· Jangan langsung menutup atau menyimpan makanan yang masih panas. Uap panas yang terperangkap akan menciptakan lingkungan lembap yang disukai bakteri. Biarkan makanan mendingin terlebih dahulu di suhu ruang sebelum dimasukkan ke dalam wadah atau kulkas.
· Saat berbelanja, mengolah, atau menyimpan, pisahkan bahan makanan mentah (seperti daging, ikan, dan telur) dari makanan matang atau siap saji. Gunakan talenan dan pisau yang berbeda untuk menghindari kontaminasi silang.
3. Jaga Kebersihan Diri dan Lingkungan Dapur
· Selalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah mengolah makanan, serta setelah menyentuh bahan mentah.
· Pastikan area dapur, peralatan masak, dan wadah selalu bersih. Rutin membersihkan permukaan meja, talenan, dan pisau akan mencegah penyebaran bakteri.
· Jaga kebersihan dapur dari serangga, tikus, atau hama lainnya yang bisa menjadi perantara penyebaran kuman.
4. Terapkan Kebiasaan Sehat Lainnya
· Makanan matang yang dibiarkan di suhu ruang lebih dari 2-4 jam berisiko tinggi terkontaminasi bakteri. Segera habiskan atau simpan kembali ke kulkas.
· Selalu periksa tanggal kedaluwarsa pada kemasan makanan yang Anda beli. Makanan yang sudah kedaluwarsa tidak aman untuk dikonsumsi.
· Perhatikan bau, warna, dan tekstur makanan. Jika ada perubahan yang mencurigakan, jangan ragu untuk membuangnya, meskipun belum melewati tanggal kedaluwarsa.
Dengan menerapkan tips-tips di atas, Anda dapat melindungi diri sendiri dan keluarga dari bahaya kuman yang sering muncul akibat perubahan cuaca yang tidak menentu
PT Inti Surya Laboratorium
Icon Business Park, Jl. Raya Cisauk Lapan Blok O No. 5 - 6, Sampora, Kec. Cisauk, Kabupaten Tangerang, Banten 15345
Terbaru

Mengenal Lebih Dekat Bakteri Coliform , Indikator Kebersihan Air dan Makanan
Coliform adalah kelompok bakteri yang biasanya digunakan sebagai indikator apakah air atau makanan s...
Selengkapnya
Mengungkap Fakta Depot Air Minum Isi Ulang Yang Perlu Kamu Tahu
Waspada! Air isi ulang yang jernih belum tentu aman. Telusuri fakta, risiko kesehatan (seperti E. co...
Selengkapnya
Mengendalikan Air Dalam Makanan , Strategi Efektif Kurangi Food Waste
Mengendalikan kadar air berarti memperlambat proses pembusukan, memperpanjang masa simpan produk, da...
Selengkapnya
Jangan Sepelekan ! Tips Menjaga Kualitas Makanan Dari Bahaya Kuman Akibat Perubahan Cuaca
Perubahan cuaca yang semakin ekstrem berpengaruh besar terhadap kualitas makanan yang kita konsumsi ...
Selengkapnya
Mengenal Perbedaan Kadar Air Dalam Makanan Kering dan Basah
Kadar air dalam makanan tak hanya memengaruhi daya tahan dan cara penyimpanan, tetapi juga membentuk...
Selengkapnya
Pentingnya K3 di Tempat Kerja: 5 Bahaya Tersembunyi & Solusinya
Tempat kerja tampak aman? Waspada 5 bahaya tersembunyi K3 (Fisik, Kimia, Biologi, Ergonomi, Psikolog...
Selengkapnya
Cegah Kontaminasi Cacing Gelang Pada Makanan
Telur cacing akan masuk ke dalam tubuh ketika tangan atau jari yang terkontaminasi dari lingkungan b...
Selengkapnya
Mengenal Rahasia Awetnya Makanan Siap Saji, Pentingnya Kolaborasi Produsen dan Laboratorium
Pelajari bagaimana kadar air memengaruhi umur simpan makanan siap saji serta peran teknologi pengawe...
Selengkapnya
Kotor Lagi ! Limbah Hotel di Puncak Bogor Cemari Sungai Ciliwung
Limbah hotel yang langsung dibuang ke aliran sungai tanpa proses pengolahan mengandung bahan berbaha...
Selengkapnya
Awas ! Risiko Kadar Air Berlebih Dalam Produk Makananmu
Air tersembunyi ini sering tidak disadari dan dapat menjadi tempat berkembangnya mikroorganisme jik...
Selengkapnya
Fungsi Kadar Air Dalam Kualitas Makanan
Air adalah medium utama yang memungkinkan reaksi kimia, pertumbuhan mikroorganisme, dan perubahan fi...
Selengkapnya
Merah Putih Berkibar di Istana Merdeka, Saatnya Lingkungan Juga Merdeka dari Polusi
Perayaan Kemerdekaan RI di Istana Merdeka dengan bendera berkibar di langit biru berisiko ternoda po...
Selengkapnya
Tips Memilih AMDK Yang Tepat
Memilih AMDK yang tepat tidak hanya memastikan rasa dan kualitas air yang baik, tetapi juga meminima...
Selengkapnya
Membedah Proses Produksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Yang Aman
Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) kini menjadi pilihan praktis dan populer bagi banyak orang untuk meme...
Selengkapnya